Bekasicyber.id, JAKARTA - Masjid Istiqlal, seakan menjadi saksi kajian akbar bertajuk “7 Rahasia Cinta: Langkah-langkah Menuju Sakinah”. Lebih dari sekadar tausiyah, acara ini melahirkan komitmen besar: mencetak seribu satu ulama untuk Indonesia.
Ratusan jamaah tumpah ruah memenuhi ruang utama masjid. Sejak siang, saf demi saf dipenuhi umat yang ingin menyimak pesan penuh hikmah dari Buya Yahya. Tausiyahnya menekankan pentingnya membangun rumah tangga sakinah yang berlandaskan iman dan cinta. Hadir pula aktor Ricky Harun serta motivator Ippho Santosa, yang berbagi pengalaman soal cinta, kepedulian, hingga cara membangun keluarga penuh berkah.
Namun, sorotan utama bukan hanya pada panggung kajian. Di baliknya, lahir sebuah sinergi strategis: Sahabat Yatim bersama Al-Bahjah menggulirkan program “Cetak 1001 Ulama”. Komitmen itu diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur di STAI Al-Bahjah, yang ditujukan melahirkan generasi ulama berilmu, berakhlak mulia, sekaligus siap menjaga peradaban.
Buya Yahya menegaskan, program ini bukan sekadar wacana, melainkan gerakan panjang yang dirancang menyeluruh.
“Program mencetak ulama ini dimulai dari hafalan Qur’an hingga kuliah di kampus syariah. Kalau ingin tahu kualitas anak-anak kita, silakan datang dan lihat sendiri hasilnya,” ucapnya mantap, Rabu (23/9).
Senada, Direktur Utama Sahabat Yatim, Bobby Satria, menyebut program ini sebagai misi kemanusiaan sekaligus tanggung jawab moral.
“Komitmen kami adalah mendukung lahirnya 1001 ulama melalui STAI Al-Bahjah. Semoga program mulia ini menjadi amal jariyah dan warisan kebaikan untuk semua,” katanya.
Sinergi dua lembaga ini bukan sekadar janji di atas kertas. Visi mereka jelas: menebar kebaikan lebih luas, menyiapkan estafet keilmuan, serta memastikan umat memiliki penerus ulama yang tangguh menghadapi zaman.
Gelora optimisme pun terasa di tengah jamaah. Banyak yang berharap program ini bisa menjawab kebutuhan mendesak umat: hadirnya ulama-ulama muda yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh secara spiritual dan moral. Dengan demikian, mimpi mencetak 1001 ulama bukan sekadar angka, melainkan ikhtiar nyata demi masa depan bangsa.