![]() |
Kupon daging kurban yang diduga diperjualbelikan oleh panitia di daerah Cikiwul, Bantargebang. |
Bekasicyber.ID, BANTARGEBANG – Sebuah video yang viral di media sosial menimbulkan kontroversi setelah muncul dugaan penjualan kupon daging kurban di daerah Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga dikenakan biaya Rp15.000 untuk memperoleh daging kurban, memicu reaksi beragam dari masyarakat.
Menanggapi hal ini, Tarmin, Ketua Ikatan Pemulung Indonesia sekaligus koordinator panitia kurban, memberikan penjelasan. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif komunitas pemulung setempat yang ingin berpartisipasi dalam ibadah kurban. Namun, karena keterbatasan ekonomi warga yang mayoritas bekerja sebagai pemulung, panitia memutuskan untuk membantu proses penyembelihan.
Tarmin menjelaskan bahwa ada sejumlah biaya operasional yang harus ditanggung, seperti jasa pemotongan hewan, pembersihan daging, dan konsumsi panitia, dengan total mencapai Rp2.600.000. Oleh karena itu, warga yang ingin mendapatkan daging dikenakan biaya Rp15.000 per kupon, yang telah disepakati melalui musyawarah.
“Perhitungannya, satu sapi bisa dibagi untuk 174 orang. Jadi, Rp15.000 itu bukan untuk membeli daging, melainkan menutup biaya operasional. Semua sudah dibahas bersama,” jelas Tarmin, Senin (9/6/2025).
Panitia menyembelih tiga ekor sapi dan membagikannya kepada warga menggunakan sistem kupon berbayar. Tarmin menegaskan bahwa metode ini dipilih karena keterbatasan dana, bukan untuk mencari keuntungan.
Susi, salah satu warga yang menerima kupon, mengaku tidak keberatan dengan biaya tersebut. Ia menyebut panitia telah memberikan penjelasan sebelumnya, dan prosesnya berjalan transparan tanpa paksaan.
“Kami didatangi panitia dan diberi penjelasan. Saya dan warga lain menerima dengan baik,” kata Susi.
Tarmin juga mengakui bahwa kupon yang digunakan merupakan sisa dari kegiatan sosial dua tahun lalu saat istri Kapolda Metro Jaya memberikan bantuan sembako di wilayah tersebut.
“Kupon itu kami manfaatkan kembali tanpa maksud lain. Kami hanya ingin membantu warga merasakan kurban,” tambahnya.
Meski menjadi sorotan, Tarmin memilih tidak melaporkan pihak mana pun dan berharap masyarakat memahami niat baik di balik kegiatan ini.
“Kami tidak berniat mengambil untung. Tujuan kami hanya agar warga, terutama pemulung, bisa merasakan kebahagiaan Idul Adha,” tegasnya.
Namun, ironisnya, beberapa warga memanfaatkan situasi ini dengan membeli lebih dari satu kupon, bahkan ada yang mengambil empat kupon. Setiap kupon memberikan satu bungkus daging seberat satu kilogram. (Yan)